(+) Kenapa pake “Him” sih? Ga sopan. Kenapa ga langsung pake Allah saja? Ga usah pake kata pengganti. Masa nyamain Allah, dengan dia?
(-) He he he, baru nulis judul udah dikomen… Kebiasaan nih… Ga fokus sama konten…
(+) Kurang Sreg.
(-) Jarang baca terjemahan al Qur’an berbahasa Inggris ya?
(+) Emangnya Situ pernah…?
(-) He he he, engga. Sama ya…?
(+) ???
(-) Gini ya. Di dalam bahasa Arab dan juga Inggris, dikenal kata pengganti. Memang kata pengganti seperti menunjuk pada laki-laki. HE, HIM, HIS. Kadang juga seperti “aku” dalam bahasa Inggris, sebab memakai “I”. Contoh: “… If you are grateful I will give you more; But if you are ungrateful verily My punishment is indeed severe.” Ini sepenuh-sepenuhnya terjemahan surah Ibroohiim ayat 7. “Sesiapa yang bersyukur, Aku akan tambahkan nikmat-Ku. Dan sesiapa yang tidak bersyukur, maka azab-Ku sungguh teramat penting. Dan sama sekali tidak menunjukkan bahwa kata pengganti “I” dan “My” di sana lalu jadi menyamakan dengan menyebut manusia. Itu tetap untuk menyebut Allah, dan tanpa juga merendahkan. Karena itu kadang untuk membedakannya, dipakai huruf capital.
(+) Oh ini yang pernah dimuat di Twitter @yusuf_mansur ya?
(-) Iya. Dan di bahasa Indonesia dan Arab, kan juga relatif sama. “Aku”, “Dia”, “Kepunyaan-Nya”, sama-sama menunjukkan kata ganti. Tapi kita mafhum. Maka untuk pembedaannya pun disiasati dengan memakai huruf kapital di awal, atau huruf kapital semua: AKU, DIA, Kepunyaan-NYA. Sama sekali bukan penistaan dan perendahan terhadap Allah. Pemakaian kata-kata Allah, asli Allah, maka berubah pula strukturnya dalam bahasa Inggris. Misal; His universe. Maka His universe ini tidak bisa disebut: Allah universe. Harus begini bunyinya: Allah’s universe.
(+) Tapi tetep kurang sreg…
(-) He he, ya ga apa-apa. Ini soal wawasan juga, ha ha ha. Ga apa-apa koq beda. Silahkan kalau mau makai Allah, maka sesuaikan saja kalimatnya. Di dalam bahasa Arab, dhomir “ana/saya/aku”, “nahnu/kami, “huwa/dia”, “anta/engkau”, pun lazim dipakai. Ini sudah jadi “taste” berbahasa, he he. Biasa aja. Sekali lagi, di dalam bahasa Indonesia, untuk menunjukkan kesopanan, pake kapital: Aku, Kami, Engkau. Di dalam bahasa arab, ga ada kapital kapitalan, he he. Semua sama. Bahkan dulu malah parah. Ga ada titik ga ada koma.
(+) Jadi…?
(-) Jadi… Come to HIM, Talk to HIM… he he he.
(+) Jadi ga masalah nih? Termasuk pemakaian GOD, LORD?
(-) Kalo saya mah, ga masalah. Biasa aja. Udah jadi kepahaman.
(+) Tetep ga sreeeeeggg…
(-) Kurang baca kali… Kurang ngerti juga.
(+) Tapi ya ngapain juga bicara tentang HIM, HIS, HE? Bukannya pengen ngomongin tentang Come to HIM, Talk to HIM? Datang ke Allah, dan bicaralah?
(-) Yeeeeeee… Situ yang memulai diskusi ini…?
(+) Iya. Itulah kita ya? Malah diskusi yang keluar dari konteks. Yang seharusnya ga perlu, yang seharusnya ga penting.
(-) Tapi ya penting juga. Supaya jadi pengetahuan buat yang belum paham. Kata-kata HE di dalam bahasa Inggris bisa juga untuk penyebutan yang dihormati, atau penghormatan tertinggi.
(+) Loh, dibahas lagi…?
(-) He he, iya. Gini aja… Sesiapa yang bisa bikin artikel seputar ini, seputar pemakaian kata ganti, bolehlah bikin artikelnya, dan kirim ke: YusufMansur_wh@yahoo.com. Kasih judul: He, Him, His. Buat menambah referensi.
(+) Ya udah, bahas dah nih “Come to HIM, Talk to HIM.”
(-) Besok aja dah.
(+) Loh loh loh… Ngambek…?
(-) ENgga. Semua udah diatur Allah. Santai aja. Ini juga toh ilmu adanya. Yang belom tau, nanya, ngomong. Yang sedikit taunya, ya kasih tau. Yang penting engga ribut. Jangan lupa, di setiap buka KuliahDhuhaa (dan sebenernya pas ngapain aja), baca bismillaah di awal. Walaupun saya ga menyeru, ga menulis, tapi harus sudah menjadi kebiasaan ya. Supaya jad ibadah, dan berkah.
(+) Ok dah. Makasih buat penjelasannya. Saya boleh ngasih bocoran tentang pembahasan “Come to HIM, Talk to HIM”?
(-) He he, koq jadi Situ yang mau bocorin? Heran. Emangnya Situ siapa? Dan siapa yang mau membahas?
(+) Situ sama saya sama saja. Saya Yusuf Mansur, Situ juga Yusuf Mansur.
(-) He he he, nanya sendiri, jawab sendiri…
(+) Ga juga. Ini kan pertanyaan di Twitter… Banyak yang nanya.
(-) Ya udah, katanya mau ngasih bocoran…
(+) Sebelom KuliahDhuha ini dimulai, di tanggal 21 Mei 2012, @yusuf_mansur menulis…
(-) Siapa tuh @yusuf_mansur?
(+) He he he, Situuuuuuu…
(-) Nah, itu termasuk “kata pengganti” juga adanya, ha ha ha.
(+) @yusuf_mansur menulis tentang doa. Nah pembahasan ini terkait dengan soalan doa. Kan katanya mau ngajarin doa tentang menjadi pengusaha sakses, kaya raya, saleh salehah… Tulisan tentang Come to HIM, Talk to HIM, terkait dengan ini. Bagaimana keinginan kita untuk menjadi pengusaha, ya bicara baik-baik, ke Allah. Sampaikan ke Allah. Jangan hanya disimpan di hati, tidak jadi ibadah. Atau malah mencari manusia, disampaikan ke manusia, baik itu sahabat, pemodal, relasi, calon investor, atau pengusaha sakses, pengusaha senior. Sementara ada Allah, ga diajak ngomong.
(-) Saya tambahin ya…
(+) Ya. Silahkan. Kan ini halaman Situ juga. Sama-sama Yusuf Mansurnya.
(-) Di KuliahDhuha edisi-edisi awal, nanti bicara juga tentang Pembukaan Doa, urut-urutannya pembukaan doa, bacaannya seperti apa, kayak apa, yang menjadi sunnah ketika mau berdoa. Terus bodi konten doa, dan kemudian penutup doa. Saya bermaksud, kalau orang udah memahami struktur pembukaan dan penutup doa, maka konten menjadi bebas. Apa aja kontennya, walopun kita tidak mengerti tentang doa apa di dalam bahasa arab, atau doa apa yang diajarkan Rasul langsung, jadi ga terlalu masalah. Kita bisa bicara, bisa berdoa, dengan bahasa sendiri. Dengan pembukaan dan penutup yang diajarkan rasul.
(+) Betul. Dengan cara begini, kontennya bener-bener bisa luas. Seorang pelajar, dengan mempelajari pembuka dan penutup doa, akan bisa berdoa dengan doa yang hebat, untuk bisa nembus keluar negeri, dengan beasiswa, dan begitu pulang, peluang kerja dan usaha langsung terbentang.
(-) Betul. Nanti setelah mempelajari Come to HIM, Talk to HIM, seseorang bisa berdoa dengan doa yang hebat di urusan ga punya anak supaya punya, ga punya jodoh supaya punya jodoh, punya hutang supaya bisa lunas, ga kerja, supaya kerja, ga usaha, jadi punya usaha, punya modal, dan seterusnya.
(+) He he he, dua Yusuf jadi diskas ya?
(-) Oke, nanti saya sambung Jum’at besok ya. Ikuti terus Kuliah Dhuha ini ya. Versi Twitter hanya link nya saja. Saudara harus buka “open link” nya. Supaya enak dibaca.
(+) Siap. Sampe ketemu Jum’at besok. Tanggal 25 Mei 2012. Jam 7 pagi. Jam yang sama. Di jam 7 itu postingan pertama akan diposting di hari tayangnya. Makasih ya.
(-) Sebentar. Koq Situ yang terima kasih?
(+) Kan saya yang membuka tulisan ini… Lihat saja, siapa yang duluan nanya? Kan saya…
(-) Gedubrak… Sama aja kali. Tapi ya udah dah. Pusing. Sampe ketemu besok. Makasih atas pertanyaannya, saya jadi ga ngebahas hari ini, bahasnya yang lain.
(+) Ga apa-apa. Ok, saya ngucap salam dulu sama semuanya.
(-) Ya, silahkan deh. Take your time…
(+) Sampe ketemu ya.
(-) Sebentar… Koq Jum’at ya? Katanya KuliahDhuhaa ini tiap hari? Koq Jum’at? Postingan pertama, Senen, 21 Mei. Berarti 2x doang dong setiap minggunya?
(+) Tadinya emang tiap hari rencananya. Tapi kemudian diduakalikan saja setiap minggunya. Supaya materi bisa diendapkan, dan Saudara masih bisa mengikuti KuliahOnline tanpa kemuntahan materi. Kebanyakan makan ntar muntah, he he he. 2x KuliahDhuhaa insya Allah jadi bisa ada waktu berdiskusi, ikut KuliahOffline nya, dll.
(-) Iya. Bener juga. Oke deh. Ass…
(+) Eh eh eh, ga boleh tuuuuhhh…. Ass., itu artinya pantaaaaaaatttt… Tahu ga…???
(-) Wow… Panjang lagi nih…
(+) Iyaaaaa… Udah deh. Udah salam. Udah pada mau kerja juga… Eh, ditunggu imel tentang pembahasan hari ini ya. Sampe ketemu.
(-) Berapa kali “sampe ketemu” nih…?
(+) Kabbbbbuuuuuuuurrr…
Sumber: www.yusufmansur.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar