Selasa, 17 April 2012

2 Alasan gw ga memanggil "BOKAP" & "NYOKAP"

Bokap Nyokap adalah panggilan identik yang mungkin sekarang sudah terdengar awam di telinga kita, dari situlah mulai ada rasa penasaran di otak mengenai asal muasal kata "BOKAP NYOKAP",berawal dari seorang sahabat pula sampai akhirnya kini gue pun mengurangi dosis kata-kata tersebut.

Dan akhirnya kini pun gw ada 2 Alasan gw kini ga menggunakan kata "BOKAP NYOKAP" :

1. Cara penghormatan gw ke mereka
Menurut gw,kita tanpa mereka itu nothing man! coba bayangkan ya.. dari awal kita didalam kandungan sampe keluar kandungan ada berapa kaleng susu yg habis untuk kita? 
berapa kali kita menggagu mereka di keheningan malam dengan tangisan? 
berapa banyak uang yg mereka keluarkan demi melihat kita bahagia? 
atau setidaknya berapa curah keringat dan tetesan air mata yg ibu kita keluarkan saat kita masih dalam kandungan? dibawa ke WC? di bawa tempat tidur? di bawa kemanapun ibu kita pergi..

Dan kita pun tau... biarpun kita memberikan dunia serta isi-isinya kita tidak akan bisa membalas budi ayah ibu kita..So mulai sekarang coba deh kita hormati orang tua kita dari mulai hal yg kecil, panggilan yg sopan..sesopan mereka saat memanggil kita saat sedang menyuapi tapi kita berlari saat balita..

2. Asal muasal kata BOKAP NYOKAP
dari tadi gw ngomong hormat menghormati... emang apa salahnya si dengan BOKAP NYOKAP?? dan ternyata salahnya ada disini nih..

"sejak awal 1970-an. Waktu itu bahasa khas anak muda itu biasa disebut bahasa prokem atau atau bahasa okem. Salah satu kosakata bahasa okem yang masih sering dipakai sampai sekarang adalah "bokap".
Bahasa okem awalnya digunakan oleh para preman yang kehidupannya dekat sekali dengan kekerasan, kejahatan, narkoba, dan minuman keras. Istilah-istilah baru mereka ciptakan agar orang-orang di luar komunitas mereka enggak mengerti. Dengan begitu, mereka enggak perlu lagi sembunyi-sembunyi untuk membicarakan hal negatif yang akan maupun yang telah mereka lakukan.
Karena begitu seringnya mereka menggunakan bahasa sandi mereka itu di berbagai tempat, lama-lama orang awam pun mengerti yang mereka maksud. Akhirnya mereka yang bukan preman pun ikut-ikutan menggunakan bahasa ini dalam obrolan sehari-hari sehingga bahasa okem tidak lagi menjadi bahasa rahasia. Kalau enggak percaya, coba deh tanya bokap atau nyokap kita, tabu enggak mereka dengan istilah mokal, mokat, atau bokin. Kalau mereka enggak mengerti artinya, berarti di masa mudanya dulu mereka bukan anak gaul."

Jadi masih berfikir itu bahasa gaul?? keren??
apakah iya kalian mau disamakan dengan attitude para preman?
Apakah begitu cara kita menghormati orang tua seperti preman menghormati orang tua nya?
coba deh kita berfikir ulang..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar